, APAC
/Freepik

Coface’s H1 2024 net income climbs 10% YoY

This was equivalent to $156.5m in earnings for the period.

Trade credit insurer, Coface, saw its first half of 2024 (H1 2024) net income climb 10.4% year-on-year (YoY) to $156.53m (€142.3m), thanks to the double-digit growth seen in operating income (+17.5% YoY, to $238.92m (€217.2m)).

Coface also reported a net financial income of $44.88m (€40.8m) for H1 2024. 

This figure includes realised capital gains of $11.11m (€10.1m), which more than offset negative market value adjustments on investments of $4.62m (€4.2m) and an adverse foreign exchange impact of $7.7m (€7.0m), largely due to the strengthening euro.

Coface has adjusted its global growth forecast slightly upwards to 2.5% YoY for 2024, with an expectation of 2.7% YoY growth in 2025.

Whilst growth in China and the United States remains moderate, it is offset by stronger performances in some emerging markets. However, these growth rates are still below the levels observed over the past decade.

($1.00 = €0.91)

Follow the link s for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.