, Singapore
323 views
/Peter Nguyen from Unsplash

Income Insurance's risk diversification tempers capital charges

On a stand-alone basis, it is expected to keep a strong business presence in SG.

Income Insurance’s capitalisation remains uncertain due to upcoming accounting changes, business expansion, and potential acquisition, according to S&P Global Ratings.

The revised criteria for analysing insurers' risk-based capital, which S&P implemented, did not alter Income Insurance's ratings. 

S&P noted that its recalibration of capital charges to higher confidence levels increases the required capital, though this is partially mitigated by improved risk diversification. 

Income Insurance continues to have a substantial allocation to riskier assets, such as equities and investment properties, which exposes it to market volatility and may affect its capital adequacy.

The CreditWatch placement reflects concerns that Allianz's potential acquisition could reduce extraordinary support from the Singapore government via NTUC Enterprise, the majority shareholder of Income Insurance. 

This could lead to a downgrade of one notch if S&P expects a decline in government support.

S&P plans to resolve the CreditWatch status within 90 days, awaiting more clarity on the intentions of the insurer's major shareholders and the potential impact of the transaction. 

Whilst a rating downgrade is possible, S&P may affirm the rating if strong government support continues despite NTUC Enterprise's reduced shareholding.

On a stand-alone basis, Income Insurance is expected to maintain a strong business presence in Singapore and satisfactory capitalisation over the next two years. 

However, the potential acquisition by Allianz SE could distract management from its growth strategy in the near term.

Follow the link s for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.