, Sri Lanka
/Towfiqu Barbhuiya from Unsplash

Co-operative Insurance boosts governance, eyes profit

It also appointed a new CEO early this year to boost efforts.

Sri Lanka-based Co-operative Insurance has shown a moderate company profile and volatile underwriting performance, offset by a satisfactory regulatory capital position. The insurer's corporate governance remains a concern, according to Fitch Ratings.

“We expect underwriting profit to rise gradually with better governance practices, enhanced claims management, and a rebound in business activities following the lifting of regulatory restrictions,” the ratings agency said.

CICPLC faced corporate governance lapses in 2023, including non-compliance with Colombo Stock Exchange (CSE) rules, which led to a temporary restriction on its operations and a trading halt. 

Since then, the company has taken steps to improve governance by enhancing transparency and strengthening internal controls. Leadership changes in early 2024, including the appointment of a new CEO, further supported these efforts.

In terms of financial performance, CICPLC reported a net loss of US$86,000 (LKR258m) in 2023 due to rising incurred claims (up 38%) and a drop in gross written premiums (down 11%). 

This resulted in a combined ratio of 132%. However, profitability improved in the first half of 2024, with the combined ratio reducing to 118% and gross written premiums increasing by 7%.

CICPLC's regulatory risk-based capital (RBC) ratio stood at 312% at the end of H1 2024, down slightly from 333% in 2023 but still satisfactory. 

Its life insurance subsidiary, Cooplife Insurance Limited, also maintained an adequate RBC ratio at 228%.

Fitch noted that investment and liquidity risks have eased due to Sri Lanka's improved sovereign ratings in September 2023. CICPLC's investment portfolio is largely composed of government securities (19%), corporate bonds (27%), and term deposits (35%) with domestic financial institutions.

(US$1.00 = LKR299.80)

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.