, New Zealand
/Noah Naf from Unsplash

VPIS posts steady 4.0% return-on-equity over five years

AM Best also assessed its operating performance as adequate.

Veterinary Professional Insurance Society’s (VPIS) operating performance is ‘adequate’, coupled with a five-year average return-on-equity ratio of 4.0% (2019 to 2023), AM Best assessed.

The New Zealand insurer also possessed adequate balance sheet strength, underpinned by strong risk-adjusted capitalisation measured by Best's Capital Adequacy Ratio (BCAR). 

Despite this, VPIS faces challenges such as a low regulatory solvency margin post the loss of its small insurer status in fiscal year 2023, and limited financial flexibility due to its small capital base of $2.12m (NZ$3.5m) as of September 2023.

The organisation heavily relies on reinsurance to mitigate large losses and aggregate exposure.

Operating performance is assessed as adequate, with a five-year average return-on-equity ratio of 4.0%. 

VPIS maintains an elevated combined ratio due to its pricing strategy as a not-for-profit members' society and a higher expense ratio attributable to its size and recent technology investments. 

Investment income remains a significant contributor to overall performance, with a five-year average net investment yield of 4.0%.

VPIS operates as a not-for-profit entity, specialising in providing professional indemnity insurance to veterinarians in New Zealand. 

Its business profile is limited, reflecting small-scale operations, a niche product focus, and high geographic concentration. 

Despite these limitations, VPIS holds a dominant market position in its specialized segment, supported by extensive knowledge and experience within New Zealand's veterinary industry.

($1.00 = NZ$1.65)

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.