, Hong Kong
241 views
/Henry Martindale from Unsplash

HK insurers may need capital boosts due to new rules

The new regime could be costly for insurers.

Insurers in Hong Kong may feel some expenditure pressures from the recently implemented capital regime, aimed at strengthening insurers' governance and risk management frameworks. This move is expected to align local practices with international insurance standards and enhance regulatory oversight.

"The enhanced regulatory framework could gradually strengthen Hong Kong insurers' governance and risk awareness," S&P Global Ratings credit analyst Judy Chen said in a media release. "But such changes do not come without a price tag. In addition to increased compliance costs, some insurers may be required to supplement their regulatory capital."

The regime comprises three pillars: quantitative requirements under pillar 1, qualitative enhancements under pillar 2, and increased disclosure obligations under pillar 3. These changes are designed to reflect insurers' risk profiles more accurately and ensure a more robust solvency mechanism.

"We believe the new regime will better reflect insurers' risk profiles, especially regarding investment risks," said Chen. "Such a risk-sensitive solvency mechanism could lead to updates in investment and product strategies, as insurers seek more efficient capital utilization."

The new capital rules, combined with the adoption of the IFRS-17 reporting standard, are poised to provide a clearer economic picture of insurers' business operations. 

They will necessitate closer monitoring of interest rate risks and investment market volatilities, influencing insurers' capitalisation strategies and product offerings.

In response to the heightened capital requirements, insurers have been proactive in managing their liability costs and investment risks. 

However, ongoing challenges such as high interest rates and capital market fluctuations may impact insurers' financial profiles and prompt industry consolidation.

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.