, China
140 views
Photo by Edward He via Unsplash.

ZhongAn’s investment income reliance puts earnings on shaky ground

Its net profit is “volatile” with net profit in 2023 and net loss in 2022.

ZhongAn P&C Insurance’s earnings reportedly stand on shaky ground over the next 12 to 18 months due to its over reliance on investment income and with several lines of businesses still loss-making.

The Chinese online insurance company is expected to maintain a “largely stable” underwriting performance through late 2025, said Moody’s Ratings in a report, where it changed ZhongAn’s outlook from positive to stable. 

ZhongAn has made underwriting profits since 2021 by focusing on profitable product lines. However, its net profit has trended “volatile” over the past few years, with a net profit in 2023 preceding a net loss in 2022.

”Although Zhongan has made underwriting profits for three consecutive years, its overall profitability still heavily relies on investment income,” Moody’s Ratings said in a report affirming ZhongAn’s Baa1 insurance  strength rating (IFSR) and Baa2 senior unsecured debt rating.

Together with its unhedged foreign exchange position, Moody's said that it expects the insurer's earnings to remain susceptible to high capital market volatility and foreign exchange risk until 2025.

Its different lines of businesses have logged varying profit performances. ZhongAn’s insurance segment generated profits in 2023, reversing losses in 2022. However, its technology, banking and other business segments remained loss-making.

Moody’s expects ZhongAn’s non-insurance businesses will struggle to achieve break-even through 2025. 

On a positive note, ZhongAn has reportedly maintained solid capitalization, despite its declining solvency ratios. 

Moody’s also expects ZhongAn to maintain its market position with solid premium growth, further generate underwriting profit and work towards reducing its net losses on its technology, banking and other business segments.

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.