, Southeast Asia
/Pixabay

Swiss Re's innovation drive targets Southeast Asia

Select entrepreneurs will participate in a 6-month programme starting in Jan. 2025.

Swiss Re Foundation is launching its flagship initiative, Shine, in Southeast Asia for the first time, following its success in other global regions. 

Since its inception in India in 2018, Shine has expanded to Brazil, Slovakia, South Africa, Switzerland, the UK, US, and now Southeast Asia. 

The programme aims to foster innovation in critical impact areas such as the Net-Zero transition, health and nutrition, financial literacy, socio-economic well-being, skills development, climate-smart agriculture, disaster risk reduction, and coastal resilience.

It is open to social entrepreneurs in Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand.

For its Southeast Asia programme, Swiss Re will collaborate with Impact Hub Kuala Lumpur (outreach partner) and BOOKBRIDGE (learning partner).

ALSO READ: Swiss Re realigns business units after Ojeisekhoba’s departure

Victor Kuk, CEO of Swiss Re Asia, emphasised the importance of Southeast Asia as a critical market for the insurance industry, facing rapid economic growth alongside challenges like climate change and barriers to healthcare. 

He highlighted the need to support innovators and disruptors to tackle these societal challenges.

Shine Southeast Asia is now accepting applications from social innovators across Singapore, Malaysia, Indonesia, and Thailand until 19 June. 

The selected entrepreneur will participate in a six-month immersive learning programme starting in January 2025, partnered with Swiss Re experts and leadership to develop a strategic and financially viable business. 

In addition to expert guidance, the entrepreneur stands to win a financial award of up to US$29,731 (SG$40,000) to support their enterprise’s growth.

($1.00 = SG$1.35)

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.