, Singapore
164 views
/Stockvault

37% of S’porean businesses plan to explore coverage amidst high-risk environment

Cyber risk remains the primary concern of executives.

About three out of 10 Singaporean business leaders expect the year to have a high-risk environment, prompting 37% aspiring to explore more insurance plans which include risk and crisis management.

The Beazley Singapore Snapshot Report revealed cyber risks are at the forefront of concerns for Singaporean business leaders. 

In 2023, 25% of executives cited cyber threats as their top concern, with a slight projected increase to 26% in 2024. Over one in five businesses feel unprepared to handle these risks, particularly among small businesses. This unpreparedness is driving over a third of these businesses to invest in enhanced cybersecurity measures.

In the post-pandemic era, 23% of executives in Singapore identified employer risks, such as supporting staff mental health and ensuring a safe work environment, as their top concern, up 3 percentage points from the previous year. 

ALSO READ: Only one in 10 S’porean platform workers think about retirement planning: Survey

However, 26% of executives feel unprepared to manage these employer risks, highlighting a significant gap in readiness.

The report also sheds light on the challenges posed by new Environmental, Social, and Governance (ESG) regulations. 

Nineteen percent of executives in Singapore rank ESG risks as their primary concern, expected to increase slightly to 20% in 2024. This reflects the growing challenge for businesses to keep pace with evolving ESG regulations while maintaining operational efficiency.

Additionally, Singaporean business leaders appear more prepared to tackle ESG risks compared to their counterparts in other countries, with 76% feeling prepared against ESG risks. This contrasts with 75% in the UK, 69% in the US, and 68% in Canada.

 

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.