, APAC
348 views
Photo by Scott Graham for Unsplash

Demand for risk insurance in Asia 'steady' in 2023: Marsh

This is due to the expansion of the Asian market’s capacity for warranty and indemnity insurance

A report from Marsh revealed that a “steady” demand for transactional risk insurance solutions in Asia will remain and improve in 2023. However, the premium rates in the region will continue to drop from their previous elevated levels in 2021.

According to their Global Transactional Risk Report, this is due to the expansion of the capacity of Asia’s market for warranty and indemnity insurance despite being “underserved”, as well as increased competition generated by new insurance companies.

The report also said that there is an increase in tax insurance in the Asian market to mitigate the tax risk arising from mergers and acquisitions transactions (M&A) this year due to the region’s better understanding of the product and a growing insurer appetite “to insure Asian tax risks.”

READ MORE: APAC outperforms as global insurance M&A hit 10-year high in 2022

Meanwhile, the Global Transactional Risk Report also revealed that transactional risk insurance placements in Asia in 2022 remained “resilient” despite an overall “heavily weighed” M&A activity due to global macroeconomic and geopolitical pressures.

According to Marsh, the resiliency is caused by the continued stability of Southeast Asia’s M&A market and the strong Indian market. Because of this, the average premium rate for Asia increased slightly from 2.25% in 2021 to 2.32% in 2022.

“Overall, closed deal counts decreased only slightly — by 12% — compared to 2021’s record-breaking levels, total limits placed grew by 35.6% over the previous year,” the report added.
 

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.