, India
102 views
Stock photo. Credits to Unsplash.

Almost 7 in 10 in India say health insurance policies are too difficult to understand

60% of patients put off going to the doctor because of a lack of health cover.

Almost seven in 10 respondents in India are saying that health insurance policies are too difficult to understand, a study by healthcare startup Pristyn Care Data Labs revealed.

Over 1,100 respondents took the survey, supported by insights from internal data of over 400,000 patient interactions in relation to health insurance.

The study also revealed that 60% of patients delay medical treatment because of the lack of health insurance.

ALSO READ: Frequency of nat cat events to drive demand in commercial insurance in Japan

Almost 50% said that the biggest pain point is the long waiting time when filing an insurance claim. Other challenges include were deduction of money at the time of claiming (24%) and complex paperwork (17%)

Additionally, a majority of people want alternative treatments like Ayurveda, Unani, Siddha, homeopathy, and naturopathy to be covered under health insurance.

“The patient’s journey starts from buying health insurance, meeting a healthcare provider, receiving the diagnosis, getting treatment, paying for the services and then claiming health insurance. Amongst the dozens of healthcare pain points, a long waiting time for the claim approval is the biggest pain point as one vastly underestimates the costs associated with medical treatments,” Harsimarbir Singh, co-founder of Pristyn Care said.
 

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.