, APAC

Use of anti-fraud technology skyrockets as insurers wage war against cybercrime

8 out of 10 insurers use predictive modeling to detect fraud.

Insurers using predictive analytics and other anti-fraud technology has skyrocketed to 80% up from 55% in 2018, according to the latest insurance fraud technology study by the Coalition Against Insurance Fraud and analytics and technology firm SAS.

The study revealed that insurers are using increasingly sophisticated technologies to foil cybercriminals It identified automated red flags (88%), predictive modeling (80%), text mining (65%), reporting capability (64%), case management (61%), exception reporting (51%), and data visualization/link analysis (51%) among insurers’ most used anti-fraud technologies.

According to David Hartley, Director of Insurance Solutions at SAS, this proves that insurers are agilely stretching their advanced analytics and AI capabilities to counter rapidly changing threats.

Rising threat

Cybercrime is one of the top risks for insurers in 2021. In the United States, insurance fraud causes more than $80b in losses annually.

Cybercriminals all over the world use phishing schemes, malware and even social media quizzes to steal sensitive personal information from unsuspecting consumers which is then sold in the dark web for illegal purposes such as identity theft or the creation of synthetic IDs using an amalgam of stolen and fabricated data. Scammers then use the identities to file bogus claims for cash or collect commissions from insurers for selling fake policies.

Cyber crime is also the insurance sector’s top risk globally and second in Asia Pacific according to PwC’s Insurance Banana report.

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.